Kenapa Jalanan Macet? Apa Penyebabnya? Bagaimana Solusinya?



Apa yang terlintas dipikiran anda ketika mendengar kata "macet"? Males keluar? Panas? Emosi?. Apalagi diKota-kota besar seperti tempat saya tinggal (Jogja) macet sudah menjadi makanan sehari-hari. Beruntung saya tinggal diKampung yang lumayan jauh dari kemacetan meskipun tetap saja setiap hari tetap harus ikut-ikutan bermacet ria karena harus kerja diKota. meskipun begitu saya tetap merasa beruntung tinngal diKampung karena setiap pagi masih bisa mengrup udara segar.

Bicara soal macet, tahukah anda apa penyebab macet yang sebenarnya?
Kenapa jalanan bisa sebegitu padatnya kendaraan padahal jaman dulu enggak? Pasti jawaban kalian "ya karena jaman sekarang semua orang bisa dengan mudah memliki kendaraan, dan semua produk kendaraan berlomba-lomba mengeluarkan kendaraan jenis barunya" yang intinya masalahnya ada pada jumlah kendaraan yang terus bertambah. itu kan?

Tanpa kalian sadari masalah utamanya itu ada pada diri kita sendiri, bukan masalah jumlah kendaraan ataupun salah Pemerintah yang kurang mampu menangani masalah macet. lha kok bisa? Jadi begini, kalau menurut saya penyebab utama macet itu ya kita sendiri sebagai manusia. Kalian sadar nggak sih kalo makin kesini jumlah orang-orang disekitar kita semakin banyak. Memang sih saya belum pernah menghitung jumlah penduduk Indonesia jaman dulu dan sekarang. Tapi bisa kita lihat dari bangunan yang semakin padat dll.

Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk otomatis kan jadi banyak yang turun kejalan untuk melakukan aktivitas seperti biasa kita lakukan, dan terjadilah macet. 

Sekarang coba kita bayangkan kalo itu masalahnya ada pada jumlah kendaraan. Apa iya dengan jumlah kendaraan yang banyak bisa bikin macet jalanan dengan jumlah manusianya yang hanya sedikit seperti jaman dulu? kayaknya enggak mungkin deh.

Dan sekarang coba bayangkan jika produksi kendaraan yg sedikit/lambat tapi dengan jumlah/prtumbuhan manusia seperti sekarang dan akan terus bertambah. Jangankan jalanan, tempat pendestrian pun akan macet juga dipenuhi orang berjalan (bayangkan aja seperti pasar, antrian sembako dll..).

Jadi intinya kendaraan tidak akan turun ke jalan kalo tidak dikendarai oleh manusia tapi manusia bisa turun kejalan tanpa kendaraan. Mau jalan diperlebar, dibuat satu arah dan diterapkan ganjil genap pun ketemunya ya tetep macet lagi, kan jumlah manusia terus bertambah.

Kalau tidak percaya kita bisa lihat Negara lain sebagai contoh. Yang penduduknya tidak sebanyak Indonesia apakah macet juga? Itu hanya pendapat saya yaa, silahkan kalau punya pendapat lain.

Lalu bagaimana solusinya? Cobalah kau bertanya pada rumput yang bergoyang hahaha...*becandaa*

Lagi-lagi ini hanya pendapat saya lho ya. Seperti yang saya katakan tadi kalau masalahnya ada pada jumlah manusianya, jadi solusinya ya kurangi jumlah manusianya. Bagaimana caranya? jawabanya tidak bisa. Lhoh ko gitu? ya iyalah masa kita suruh mengurangi jumlah manusia dengan membunuhnya satu per satu atau apa gitu, nggak mungkin kan?

Yang bisa kita lakukan hanyalah mencegah banyaknya angka kelahiran, bukan mengurangi jumlah manusianya. Jadi mulai sekarang lupakan istilah "banyak anak banyak rejeki". Mungkin gara-gara istilah itu orang indonesia kebanyakan memiliki anak yang banyak dengan harapan rejeki melimpah.

Memang tidak ada salahnya juga sih, ada juga kok yang memiliki anak banyak dan banyak yang sukses. Tapi ya nggak gitu juga kan, kita juga perlu memikirkan masa depan Bumi terutama Bumi Indonesia ini, yang sudah semakin padat, sesak dan panas.

Mungkin cukup itu dulu ya Opini dari saya. Silahkan komen dibawah kalau punya pendapat lain. Sampai jumpa diartikel berikutnya.. dan jangan lupa minum hari ini. :-)

No comments:

Post a Comment